03.08.2011
19:14:23 WIB
Oleh Putra
Kurusetra
MAKAM Sabokingking, merupakan pemakaman raja-raja kerajaan Islam Palembang yang telah berusia 400 tahun lebih. Seperti makam Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya Ratu Sihuhun, Sido Ing Pasaeran atau Jamaluddin Mangkurat I (1630-1652), serta Pangeran Ki Bodrowongso yang pernah hidup berkisar tahun 1622-1635 Masehi. Makam ini terletak di Sei-Buah, Ilir Timur II, Palembang.
Letak pemakaman ini tidak jauh dari dari kompleks pemakaman kakek Ratu Sinuhun yakni pemakaman Ki Gede Ing Suro, di lorong Haji Umar, di 1 Ilir Palembang. Pemakaman Sabokingking dikelilingi oleh kolam, sehingga terdapat sebuah jalan menuju pemakaman yang membelah kolam.
Di bawah pemerintahan Sido Ing Kenayan, Ratu Sinuhun mampu melahirkan kitab Undang-undang "Simbur Cahaya" yang merupakan hukum adat tertulis dan berlaku di seluruh wilayah Palembang (baca Sumatera Selatan) saat itu. Kitab ini mengatur soal hak-hak perempuan, serta aturan mengenai
lingkungan hidup, khususnya hutan.
Di pemakaman ini juga terdapat makam Al Habib Al Arif Billah Umar bin Muhammad Al Idrus bin Shahab, sebagai imam kubur Pangeran Sido Ing Kenayan dan Ratu Sinuhun, serta Panglima Kiai Kibagus Abdurrachman.
Di sekitar pemakaman para raja Palembang ini juga terdapat pemakaman umum, yang diperuntukkan bagi penduduk di sekitar daerah tersebut. Letaknya di seberang kolam atau tidak setanah dengan pemakaman Sabokingking.
Menuju ke pemakaman ini terdapat dua jalan, yakni Jalan Sabokingking dan Jalan Arafuru. Semua jalan dapat dilalui sepeda motor dan mobil. Bagi mereka yang ingin berziarah atau berwisata ke makam ini tidak dipungut bayaran, kecuali di sekitar makam terdapat tabungan yang menampung sumbangan sukarela dari mereka yang berkunjung. Dana ini digunakan buat biaya perawatan pemakaman.
MAKAM Sabokingking, merupakan pemakaman raja-raja kerajaan Islam Palembang yang telah berusia 400 tahun lebih. Seperti makam Pangeran Sido Ing Kenayan dan istrinya Ratu Sihuhun, Sido Ing Pasaeran atau Jamaluddin Mangkurat I (1630-1652), serta Pangeran Ki Bodrowongso yang pernah hidup berkisar tahun 1622-1635 Masehi. Makam ini terletak di Sei-Buah, Ilir Timur II, Palembang.
Letak pemakaman ini tidak jauh dari dari kompleks pemakaman kakek Ratu Sinuhun yakni pemakaman Ki Gede Ing Suro, di lorong Haji Umar, di 1 Ilir Palembang. Pemakaman Sabokingking dikelilingi oleh kolam, sehingga terdapat sebuah jalan menuju pemakaman yang membelah kolam.
Di bawah pemerintahan Sido Ing Kenayan, Ratu Sinuhun mampu melahirkan kitab Undang-undang "Simbur Cahaya" yang merupakan hukum adat tertulis dan berlaku di seluruh wilayah Palembang (baca Sumatera Selatan) saat itu. Kitab ini mengatur soal hak-hak perempuan, serta aturan mengenai
lingkungan hidup, khususnya hutan.
Di pemakaman ini juga terdapat makam Al Habib Al Arif Billah Umar bin Muhammad Al Idrus bin Shahab, sebagai imam kubur Pangeran Sido Ing Kenayan dan Ratu Sinuhun, serta Panglima Kiai Kibagus Abdurrachman.
Di sekitar pemakaman para raja Palembang ini juga terdapat pemakaman umum, yang diperuntukkan bagi penduduk di sekitar daerah tersebut. Letaknya di seberang kolam atau tidak setanah dengan pemakaman Sabokingking.
Menuju ke pemakaman ini terdapat dua jalan, yakni Jalan Sabokingking dan Jalan Arafuru. Semua jalan dapat dilalui sepeda motor dan mobil. Bagi mereka yang ingin berziarah atau berwisata ke makam ini tidak dipungut bayaran, kecuali di sekitar makam terdapat tabungan yang menampung sumbangan sukarela dari mereka yang berkunjung. Dana ini digunakan buat biaya perawatan pemakaman.
Ekspedisi Religi (1) Kawah
Tengkurep dan Kambang Koci
Terik matahari memanggang tubuh kami menjadi makin
legam. Bakda salat Jumat dengan mengendarai motor membonceng Ikhsan, temanku,
kami menuju Kawah Tengkurep di di kawasan 3 Ilir, Boom Baru. Tempat ini adalah
satu dari belasan komplek pemakaman yang tersebar di sudut kota dan merupakan
jejak sejarah ulama dan sultan era Palembang Darussalam.
Situs pemakaman Kawah Tengkurep adalah komplek makam kesultanan
Palembang Darussalam, salah satunya adalah makam Sultan Mahmud Badaruddin I
Jayo Wikramo (w. 1756 M) beserta istri-istrinya antara lain, Ratu Sepuh (istri
pertama dari Jawa Tengah), Ratu Gading (istri kedua dari Kelantan, Malaysia),
Mas Ayu Ratu (istri ketiga bernama lahir Liem Ban Nio dari Cina), dan Nyai Mas
Naimah (istri keempat berasal dari 1 Ilir Palembang). Ada juga guru besar beliau
Habib Abdullah bin Idrus Al-Idrus yang merupakan Imam Kubur. Keenam makam tadi
berada di Cungkup I.
Di Cungkup II, terdapat makam Pangeran Ratu Kamuk (w.
1755 M), beserta istrinya Ratu Mudo, dan Imam Kubur Sayyid Yusuf Al-Angkawi.
Sementara di Cungku III, adalah makam Sultan Ahmad Najamuddin (w. 1776 M),
istrinya Masayu Dalem, serta Imam Kubur Sayyid Abdur Rahman Maulana Tugaah.
Kemudian di Cungkup IV, terdapat makam Sultan Muhammad
Bahauddin (w. 1803 M), istrinya Ratu Agung, dan Imam Kubur Datuk Murni Hadadd.
Ada Beberapa makam lain yang tidak terbaca namanya Selain makam-makam
yang terlindung dalam Cungkup, di sekeliling komplek juga terdapat ratusan akam
lain yang merupakan keturunan dan keluarga Sultan.