Tanbihun
– Seorang sahabat datang malam-malam bersua,dengan raut muka sedih dia
mulai menuangkan resah dan gundah yang menyesak dihatinya. Aku berkata
“katakan apa yang ada dihatimu,kalau itu bisa mengurangi beban jiwamu”.
“kawan,mengapa saat aku membutuhkan kehadiran saudara-saudaraku mereka justru menjauhiku?”
“mengapa
saat aku datang dengan cita-cita yang sudah lama aku pendam,mereka
tidak mengobarkannya,malah sebaliknya,bara yang tak seberapa ini mereka
padamkan begitu saja,hanya karena keadaanku yang cacat dimata mereka”
“aku
sangat kecewa,entah do’a apa yang harus kupanjatkan? entah kepada siapa
lagi harus kuadukan? sebagai manusia,aku ingin ada teman sesama manusia
untuk bisa berbagi,apakah ini sebuah dosa? apakah orang cacat juga
tidak boleh menemukan potongan tulang rusuknya?
aku tertegun,mencoba menyelami isak yang mengendap dihati kawanku,lantas aku berkata:“saudaraku ………
Pengkhianatan paling menyakitkan adalah pengkhianatan dari orang-orang terdekat kita.
“Keburukan yang paling menyedihkan adalah keburukan yang terlahir dari rahim orang-orang yang pernah menyayangi kita dan kita pun menyayanginya.”
“Reka daya yang paling mengenaskan adalah makar dari orang-orang yang pernah mengenal kita seperti mereka mengenal diri mereka,atau orang-orang yang kita kenal seperti kita mengenal diri kita sendiri.”
(debu jalanan)
Namun,tahukah engkau wahai saudaraku?
Nabi
kita yang agung pernah diuji dengan yang demikian, dan tahukah engkau
wahai sahabatku yang aku sayangi? Engkau sungguh beruntung dipilih Alloh
untuk merasakan getirnya cobaan yang pernah Alloh timpakan kepada
kekasih-kekasihnya, Alloh telah memilihmu,dan yang pasti anda tidak
sendirian merasakan panasnya caci-maki.”
“Tapi aku bingung harus bagaimana?”
“itulah
gunannya sahabat, saat engkau kedinginan aku akan menjadi
pendiangmu,saat engkau kepanasan,aku akan menjadi butiran-butiran air
yang akan menyejukkan hatimu”
“Biarkan mereka semua mencela dan berusaha menjegalmu,tapi aku akan tetap tegar menemani dan mencarikan solusi untukmu”
Perlahan
mendung kelam diwajah kawanku tersapu, hilang lenyap,senyumnya pun
mulai merekah. Alhamdulillah mentari harapan mulai terbit dialam
kehidupan kami.(zid)
*Tulisan ini
saya hadiahnkan untuk sahabatku yang sedang di uji Alloh. Semoga hikmah
dan pintu kebaikan yang sudah terbuka dapat kita lalui dengan ridho,
hidayah dan ‘inayah-Nya.amin.
0 komentar:
Posting Komentar