Arca buddha
yang ditemukan di situs Bukit Seguntang, kini disimpan di Museum Sultan Mahmud
Badaruddin II, Palembang.
Bukit
Seguntang atau kadang
disebut juga Bukit Siguntang adalah sebuah bukit kecil
setinggi 29—30 meter dari permukaan laut yang terletak sekitar 3 kilometer dari
tepian utara Sungai Musi dan masuk dalam wilayah kota Palembang, Sumatera Selatan. Secara administratif situs ini termasuk kelurahan
Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang. Bukit ini berjarak sekitar 4
kilometer di sebelah barat daya pusat kota Palembang, dapat dicapai dengan
menggunakan angkutan umum menuju jurusan Bukit Besar.
Di
lingkungan sekitar bukit ini ditemukan beberapa temuan purbakala yang dikaitkan
dengan kerajaan Sriwijaya yang berjaya sekitar kurun abad
ke-6 sampai ke-13 masehi. Di puncak bukit ini terdapat beberapa makam yang
dipercaya sebagai leluhur warga Palembang. Oleh masyarakat setempat, kompleks
ini dianggap keramat dan menjadi tempat tujuan ziarah. Kini
Kawasan ini menjadi Taman Purbakala untuk menjaga artefak-artefak yang mungkin
masih belum terungkap.
Temuan purbakala
Bukit
Seguntang sebagai bukit paling tinggi di dataran Palembang tampaknya telah
dianggap sebagai tempat penting sejak masa Kerajaan Sriwijaya, beberapa temuan artefak yang
bersifat buddhisme menunjukkan tempat bahwa ini adalah salah satu kawasan
pemujaan dan keagamaan kerajaan. Pada tahun 1920-an di lereng selatan bukit ini
ditemukan arca Buddha bergaya Amarawati. Arca berukuran cukup besar ini
ditemukan dalam beberapa pecahan. Bagian yang pertama kali ditemukan adalah
bagian kepalanya yang langsung dibawa ke Museum Nasional di Batavia. Beberapa
bulan kemudian bagian tubuhnya ditemukan, kemudian bagian kepala dan tubuhnya
disatukan. Akan tetapi hanya bagian kakinya yang kini masih belum ditemukan.
Arca ini mengikuti langgam Amarawati yang berkembang di India Selatan abad II
sampai V masehi. Pengaruh langgam Amarawati berkembang sampai ke Kerajaan
Sriwijaya melalui hubungan dagang dan keagamaan dengan India. Arca setinggi 277
cm ini dibuat dari batu granit yang banyak ditemukan di pulau Bangka, maka
disimpulkan bahwa arca ini adalah buatan setempat, bukan didatangkan dari
India. Diperkirakan arca ini dibuat sekitar abad VII sampai VIII masehi. Kini
arca ini dipamerkan di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, dekat Benteng Kuto Besak, Palembang.
Di daerah
Bukit Seguntang juga ditemukan fragmen arca Bodhisattwa. Kepala arca digambarkan dengan rambut yang tersisir
rapi dengan ikatan seutas pita yang berhiaskan kuntum bunga. Di bukit ini juga
ditemukan reruntuhan stupa dari bahan batu pasir dan bata, fragmen prasasti,
arca Bodhisattwa batu, arca Kuwera, dan arca Buddha Wairocana dalam posisi duduk lengkap dengan prabha dan chattra.
Di daerah Bukit Seguntang ditemukan pula fragmen prasasti batu yang ditulis
dalam aksara Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno. Prasasti yang terdiri dari 21
baris ini menceritakan tentang hebatnya sebuah peperangan yang mengakibatkan
banyaknya darah tertumpah, disamping itu juga menyebutkan kutukan bagi mereka
yang berbuat salah.
Sekitar 3
kilometer di sebelah tenggara dekat tepi sungai Musi terdapat situs Karanganyar, yang menunjukkan bekas pemukiman. Dua prasasti dari
abad ke-7 ditemukan di dekatnya pada tahun 1920, berangka tahun 682 (Prasasti Kedukan Bukit) dan 684 (Prasasti Talang Tuwo). Pada tahun 1978, 1980, dan 1982
berbagai peninggalan keramik dari masa dinasti T'ang dan Sung awal
diangkat dari area di lereng dan sekitar Bukit Seguntang.
Kompleks makam
Kompleks
makam di Bukit Seguntang, di tengah adalah makam Panglima Tuan Junjungan.
Bukit
Seguntang adalah gundukan tanah yang paling menonjol di dataran kota Palembang.
Bukit yang dipenuhi taman dan pepohonan besar ini dipercaya sebagai kompleks pemakaman
raja-raja Melayu. Pada bagian puncak bukit terdapat beberapa makam yang menurut
penduduk lokal dikaitkan dengan tokoh-tokoh raja, bangsawan dan pahlawan
Melayu-Sriwijaya. Terdapat tujuh makam di bukit ini, yaitu makam:
- Raja Sigentar Alam
- Pangeran Raja Batu Api
- Putri Kembang Dadar
- Putri Rambut Selako
- Panglima Tuan Junjungan
- Panglima Bagus Kuning
- Panglima Bagus Karang
Menurut
kitab Sulalatus Salatin, Bukit Seguntang merupakan tempat
datangnya Sang Sapurba, keturunan Iskandar Zulkarnain, yang dikemudian hari menurunkan
raja-raja Melayu di Sumatera, Kalimantan Barat, dan Semenanjung Malaya. Bukit
Seguntang diibaratkan sebagai potongan Gunung Mahameru dalam kepercayaan Hindu-Buddha, dan dianggap suci
karena merupakan cikal bakal orang-orang Melayu. Raja yang memerintah di Malaka dikatakan
sebagai keturunan Sang Sapurba.
0 komentar:
Posting Komentar