Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Penyebab Rutuhnya Kerajaan Hindu Budha


Penyebab runtuhnya kerajaan hindu budha:

Kerajaan kutai

berdasarkan Yupa (tugu prasasti) yang diketemukan,
kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia tewas ditangan raja Kutai Kartanegara
Raja Dharmasetia adalah anak dari Raja Mulawarman, cucu dari raja Asmawarman, buyut dari raja Kudungga,
Raja Dharma setia adalah raja terakhir kerajaan Kutai.


Kerajaan sriwijaya

1)      Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M. Ketika itu yang berkuasa di Sriwijaya adalah 
Sri Sudamani Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak berhasil, tetapi telah melemahkan Sriwijaya.
2)      Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke Semenanjung Malaka dan berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun 1068 M dilakukan oleh Wirarajendra, cucu Rajendracoladewa.
3)      Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi),, Mauliwarmadewa, semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.
4)      Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaanya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka.
5)      Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam yang mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.
6)      Dari daerah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara.
7)      Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh ke kekuasaan raja-raja sekitarnya.
8)      Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan Majapahit.
9)      Muncul dan berkembangnya kerajaa

Kerajaan mataram

1)      Serangan Raja Dharmawangsa pada tahun 990 M. Ketika itu yang berkuasa di Sriwijaya adalah Sri Sudamani Warmadewa. Walaupun serangan ini tidak berhasil, tetapi telah melemahkan Sriwijaya.
2)      Serangan dari Kerajaan Colamandala yang diperintah oleh Raja Rajendracoladewa pada tahun 1023 dan 1030. Serangan ini ditujukan ke Semenanjung Malaka dan berhasil menawan raja Sriwijaya. Serangan ketiga dilakukan pada tahun 1068 M dilakukan oleh Wirarajendra, cucu Rajendracoladewa.
3)      Pengiriman ekspedisi Pamalayu atas perintah Raja Kertanegara, 1275-1292, yang diterima dengan baik oleh Raja Melayu (Jambi),, Mauliwarmadewa, semakin melemahkan kedudukan Sriwijaya.
4)      Kedudukan Kerajaan Sriwijaya makin terdesak karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia perdagangan, seperti Kerajaan Siam di sebelah utara. Kerajaan Siam memperluas kekuasaanya ke arah selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaka.
5)      Jatuhnya Tanah Genting Kra ke dalam kekuasaan Kerajaan Siam yang mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.
6)      Dari daerah timur, Kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan Kerajaan Singasari yang pada waktu itu diperintah oleh Raja Kertanegara.
7)      Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya telah jatuh ke kekuasaan raja-raja sekitarnya.
8)      Serangan Kerajaan Majapahit dipimpin Adityawarman atas perintah Mahapatih Gajah Mada pada tahun 1477 yang mengakibatkan Sriwijaya menjadi taklukan Majapahit.
9)      Muncul dan berkembangnya kerajaan Islam Samudera Pasai yang mengambil alih posisi Sriwijaya.n Islam Samudera Pasai yang mengambil alih posisi Sriwijaya.

Kerajaan singasari

1)      Memandang Cina Mongol sebagai saingan dengan menolak utusan Cina Mongol dan mempermalukannya. Sehingga Cina-Mongol menyerang Singasari.
2)      Ketika tentara Mongol hendak menyerang, pasukan Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai daerah di Laut Jawa dan Laut Cina Selatan sehingga pertahanan di ibu kota lemah.
3)      Penyerangan pasukan Kediri yang kemudian berhasil menduduki istana dan membunuh Kertanegara.

Kerajaan majapahit

1)      Pemberontakan Ranggalawe sekitar awal abad 13.
2)      Diangkatnya Kalagemet sebagai raja. Kalagemet bukanlah raja yang cakap. Sebagian waktunya hanya digunakan untuk bersenang-senang dengan selir-selirnya di Istana Kapopongan.
3)      Pengaruh dari Mahapati pada Kalagemet. Mahapati adalah seorang pejabat tinggi yang ambisius. Akibatnya muncul beberapa pemberontakan.
4)      Peristiwa Sunda yang terjadi 1351 M. Peristiwa itu berawal dari usaha Raja Hayam Wuruk untuk meminang putrid dari Pajajaran. Lalu, timbul perselisihan paham antara Gajah Mada dan pimpinan laskar Pajajaran yang mengakibatkan pertempuran.
5)      Peristiwa Bubat yang menggagalkan politik Gajah Mada, karena dengan adanya peristiwa Bubat, kerajaan Pajajaran tidak menjadi wilayah Majapahit. Bahkan kerajaan Pajajaran terus berkembang secara terpisah dari Majapahit.
6)      Tidak adanya pengganti Gajah Mada. Tidak ada kaderisasi.
7)      Gajah Mada sebagi Patih Amangkubumi memegang segala jabatan yang penting, ia tidak memberi kesempatan generasi penerus untuk tampil, sehingga setelah meninggalnya Gajah Mada tidak ada penggantinya yang cakap dan berpengalaman.
8)      Perang saudara yang dikenal sebagi Perang Paregreg antara Wikramawardhana dengan Wirabhumi. Perang saudara ini melemahkan kekuasaan Majapahit sehingga banyak wilayah kekuasaannya yang melepaskan diri.

Kerajaan tarumanegara

Runtuhnya Tarumanegara belum dapat di ketahui pasti, namun kerajaan Tarumanegara masih mengirimkan utusannya ke cina sampai tahun 669 M. setelah itu tidak di dapatkan lagi berita. Kemungkinan Tarumanegara di taklukan Sriwijaya (sepertihalnya terlulis dalam Prasasti Prasasti Karang berahi). Sehingga dapat di duga runtuhnya Tarumanegara sekitar + tahun 669 M oleh serangan Sriwijaya

Kerajaan mataram kuno

Pertama, disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar.Kemudian
lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga
candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram
disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya
kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi.r.


Kerajaan kalingga


Tiran dan penguasa tidak efisien dan tidak efektif penyebab umumnya adalah salah satu Shang bertemu ujungnya di tangan penguasa yang tidak efisien, yang hanya tahu bagaimana untuk menyenangkan selir, atau begitulah ceritanya, di mana ia diduga menyalakan semua fireposts (yang digunakan dalam perang untuk memanggil kembali pejabat dari provinsi jauh ke ibu kota) dan membuat ejekan pejabat-Nya yang bergegas kembali ke "menyelamatkan" dia, hanya untuk menemukan raja yang sangat senang, karena selir akhirnya geli dan memberinya senyum dan penguasa tidak efisien dan Penyebab umum lainnya: kekuatan militer lemah.


DARMAGANDHUL.

Carita adêge nagara Islam ing Dêmak bêdhahe nagara Majapahit kang
salugune wiwite wong Jawa ninggal agama Buddha banjur salin agama
Islam.
(Kisah mengenai berdirinya Kerajaan Islam Demak dan runtuhnya
Kerajaan Majapahit yang sebenarnya. Awal mulanya Orang Jawa
Meninggalkan Agama Buddha dan Beralih pada Agama Islam)
Gancaran basa Jawa ngoko.
Babon asli tinggalane
K.R.T. Tandhanagara, Surakarta.
Cap-capan ingkang kaping sêkawan 1959
Toko Buku "Sadu-Budi" Sala.

BÊBUKA.
Sinarkara sarjunireng galih, myat carita dipangikêtira, kiyai
Kalamwadine, ing nguni anggêguru, puruhita mring Raden Budi,mangesthi
amiluta, duta rehing guru, sru sêtya nglampahi dhawah,panggusthine
tan mamang ing lair batin, pinindha lir Jawata.

Satuduhe Raden Budi êning, pan ingêmbun pinusthi ing cipta, sumungkêm
lair batine, tan etung lêbur luluh, pangesthine ing awal akhir,
tinarimeng Bathara, sasêdyanya kabul, agung nugraheng Hyang Suksma,
sinung ilham ing alam sahir myang kabir, dumadya auliya.
Angawruhi sasmiteng Hyang Widdhi, pan biyasa mituhu susêtya, mring
dhawuh wêling gurune, kêdah mêdharkên kawruh, karya suka pirêneng
jalmi, mring sagung ahli sastra, tuladhaning kawruh, kyai Kalamwadi
ngarang, sinung aran srat Darmagandhul jinilid, sinung têmbang

macapat.
Pan katêmben amaos kinteki, têmbang raras rum sêya prasaja, trêwaca
wijang raose, mring tyas gung kumacêlu, yun darbeya miwah nimpêni,
pinirit tinuladha, lêlêpiyanipun, sawusnya winaos tamat, linaksanan
tinêdhak tinurun sungging, kinarya nglipur manah.
Pan sinambi-sambi jagi panti, sasêlanira ngupaya têdha, kinarya cagak
lênggahe, nggennya dama cinubluk, mung kinarya ngarêm-arêmi,
tarimanireng badan, anganggur ngêthêkur, ngêbun-bun pasihaning Hyang,
suprandene tan kalirên wayah siwi, sagotra minulyarja.
Wus pinupus sumendhe ing takdir, pan sumarah kumambang karseng Hyang,
ing lokhilmakful tulise, panitranira nuju, ping trilikur ri Tumpak
manis, Ruwah Je warsanira, Sancaya kang windu, masa Nêm ringkêlnya
Aryang, wuku Wukir sangkalanira ing warsi: wuk guna ngesthi Nata
(taun Jawa 1830).

[Bagian Pembukaan tidak diterjemahkan karena penterjemah tidak paham
bahasa Jawa klasik]

DARMAGANDHUL.

Ing sawijining dina Darmagandhul matur marang Kalamwadi mangkene "Mau-
maune kêpriye dene wong Jawa kok banjur padha ninggal agama Buddha
salin agama Islam?"

(Pada suatu hari bertanyalah Darmagandhul pada Kalamwadi sebagai
berikut, "Asal mulanya bagaimana, kok orang Jawa meninggalkan Agama
Buddha dan berubah menganut Agama Islam?")

Wangsulane Ki Kalamwadi: "Aku dhewe iya ora pati ngrêti, nanging aku
wis tau dikandhani guruku, ing mangka guruku kuwi iya kêna dipracaya,
nyaritakake purwane wong Jawa padha ninggal agama Buddha banjur salin
agama Rasul".

(Jawabannya Ki Kalamwadi, "Saya sendiri juga tidak begitu mengerti,
tapi saya sudah pernah diberi tahu oleh guru saya, selain itu guru
saya itu juga bisa dipercaya, [Beliau] menceritakan asal mulanya
orang Jawa meninggalkan Agama Buddha dan berganti menganut agama
Rasul (Islam).")

Ature Darmagandhul: "Banjur kapriye dongengane?"

(Darmagandhul bertanya, "Bagaimana kalau begitu ceritanya?")

Ki Kalamwadi banjur ngandika maneh: "Bab iki satêmêne iya prêlu
dikandhakake, supaya wong kang ora ngrêti mula-bukane karêben ngrêti".

(Ki Kalamwadi lalu berkata lagi, "Hal ini sesungguhnya juga perlu
diungkapkan agar orang yang tidak tahu asal mulanya menjadi tahu.")

Ing jaman kuna nagara Majapahit iku jênênge nagara Majalêngka, dene
ênggone jênêng Majapahit iku, mung kanggo pasêmon, nanging kang
durung ngrêti dêdongengane iya Majapahit iku wis jênêng sakawit. (1)
Ing nagara Majalêngka kang jumênêng Nata wêkasan jêjuluk Prabu
Brawijaya.

(Pada zaman kuno, Kerajaan Majapahit itu namanya Kerajaan Majalengka,
sedangkan nama Majapathit itu, hanya sebagai perumpamaan, tetapi bagi
yang belum tahu ceritanya, Majapahit itu telah merupakan namanya
semenjak awal. (1) Di Kerajaan Majapahit yang berkuasa sebagai Raja
adalah Prabu Brawijaya.)

Ing wêktu iku, Sang Prabu lagi kalimput panggalihe, Sang Prabu krama
oleh Putri Cêmpa, (2) ing mangka Putri Cêmpa mau agamane Islam,
sajrone lagi sih-sinihan, Sang Rêtna tansah matur marang Sang Nata,
bab luruhe agama Islam, sabên marak, ora ana maneh kang diaturake,
kajaba mung mulyakake agama Islam, nganti njalari katariking
panggalihe Sang Prabu marang agama Islam mau.

(Pada saat itu, Sang Prabu sedang dimabuk asmara, ia menikah dengan
Putri Cempa, (2) karena Putri Cempa itu beragama Islam, maka saat
sedang berdua-duaan, Sang Putri [selalu] berbicara pada sang Raja,
mengenai agama Islam. Tiap kali berkata-kata, tidak ada hal lain yang
dibicarakan, selain mengagung-agungkan agama Islam, sehingga
menyebabkan tertariknya hati Sang Prabu akan agama Islam.)

Ora antara suwe kaprênah pulunane Putri Cêmpa kang aran Sayid Rakhmat
tinjo mênyang Majalêngka, sarta nyuwun idi marang Sang Nata,

kaparênga anggêlarake sarengate agama Rasul.

(Tidak berama lama datanglah pengikut Putri Cempa yang bernama Sayid
Rakhmat ke Majalengka. Ia minta izin pada sang raja, untuk menggelar
penyebaran agama Rasul (Islam).)

Sang Prabu iya marêngake apa kang dadi panyuwune Sayid rakhmat mau.
Sayid Rakhmat banjur kalakon dhêdhukuh ana Ngampeldênta ing Surabaya
(3) anggêlarake agama Rasul. Ing kono banjur akeh para ngulama saka
sabrang kang padha têka, para ngulama lan para maulana iku padha
marêk sang Prabu ing Majalêngka, sarta padha nyuwun dhêdhukuh ing
pasisir.

(Sang Prabu juga mengabulkan apa yang diminta oleh Sayid Rakhmat itu.
Sayid Rakhmat lalu mendirikan sebuah desa kecil (dukuh) di
Ngampeldenta, Surabaya. Ia mengajar agama Islam di sana. Selanjutnya
makin banyak para ulama dari seberang yang datang. Para ulama dan
para maulana itu beramai-ramai menghadap sang raja di Majalengka,
serta sama-sama meminta desa kecil di daerah pesisir.)

Panyuwunan mangkono mau uga diparêngake dening Sang Nata. Suwe-suwe
pangidhêp mangkono mau saya ngrêbda, wong Jawa banjur akeh bangêt
kang padha agama Islam.

(Permintaan tersebut juga dikabulkan oleh Sang Raja. Lama-lama
perkampungan kecil semacam itu makin menjamur, orang Jawa makin
banyak yang beragama Islam.)

Sayid Kramat dadi gurune wong-wong kang wis ngrasuk agama Islam
kabeh, dene panggonane ana ing Benang (4) bawah Tuban. Sayid Kramat
iku maulana saka ing 'Arab têdhake Kanjêng Nabi Rasulu'llah, mula
bisa dadi gurune wong Islam. Akeh wong Jawa kang padha kelu maguru
marang Sayid Kramat. Wong Jawa ing pasisir lor sapangulon sapangetan
padha ninggal agamane Buddha, banjur ngrasuk agama Rasul. Ing
Blambangan sapangulon nganti tumêka ing Bantên, wonge uga padha kelu
rêmbuge Sayid Kramat.

(Sayid Kramat menjadi gurunya orang-orang yang sudah menganut agama
Islam. Tempat menetapnya berada di Benang (juga disebut Bonang -
penterjemah), Tuban. Sayid Kramat itu adalah pemuka agama yang
berasal dari Arab, atau tempat kelahirannya Nabi Muhammad, sehingga
dapat menjadi gurunya para penganut agama Islam. Banyak orang Jawa
yang berguru pada Sayid Kramat. Orang Jawa di pesisir utara, baik
bagian barat maupun timur, sama-sama meninggalkan agama Buddha dan
berpindah masuk Islam. Dari Blambangan ke arah barat hingga Banten,
banyak orang yang telah mematuhi perkataan Sayid Kramat.)

Mangka agama Buddha iku ana ing tanah Jawa wis kêlakon urip nganti
sewu taun, dene wong-wonge padha manêmbah marang Budi Hawa. Budi iku
Dzate Hyang Widdhi, Hawa iku karêping hati, manusa ora bisa apa- apa,
bisane mung sadarma nglakoni, budi kang ngobahake.

(Pada saat itu agama Buddha telah dianut di tanah Jawa selama seribu
__________________
*
Tidaklah mudah terlahir sebagai manusia
Tidaklah mudah terlahir sebagai manusia dan dapat mendengarkan dhamma
Tidaklah mudah terlahir sebagai manusia dan dapat mendengarkan dhamma serta dapat betemu dengan 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

ARIS MALZUMUL mengatakan...

bagus artikelnya....

sangat bermanfaat
trimakasih.

Unknown mengatakan...

tolong diperbaiki, banyak yang salah

Posting Komentar